KlinikStrokeNusantara.com

Jumat, 09 Januari 2015

NUTRISI TAMBAHAN BAGI LANSIA

Saat memasuki usia 60 tahun, tubuh mengalami banyak perubahan. Hal ini wajar saja karena saat memasuki usia lanjut akan terjadi kemunduran fungsi pada organ-organ tubuh. Misalnya, saat muda dapat bergerak bebas ke sana-sini dan beraktivitas tiada henti, saat usia beranjak senja, aktivitas sejenis bisa menjadi sangat melelahkan untuk dilakukan. 

DALAM kondisi tersebut, asupan gizi di usia lanjut masih sangat diperlukan dan memiliki peran besar. Nutrisi yang tepat membantu menjaga kesehatan para lansia untuk beradaptasi terhadap perubahan fisik-biologis, mental dan sosial. Kemudian, bermanfaat untuk menjaga berlangsungnya perggantian sel-sel tubuh.

Sayangnya, tidak semua lansia dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya melalui makanan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan sumber lain sebagai nutrisi tambahan. Tambahan nutrisi tersebut bisa didapatkan dari makanan tambahan seperti Appeton 60+.

Aman bagi tubuh 
Appeton 60+ memberikan kecukupan nutrisi dan kalori yang direkomendasikan oleh US Dietery Reference (URSDA) untuk lansia. Selain bebas kolesterol dan asam lemak trans untuk menjaga kesehatan jantung, kandungan natrium dalam Appeton 60+ lebih rendah dan memenuhi syarat untuk penderita darah tinggi. Appeton 60+ berbahan dasar makanan sehingga biasanya tidak akan berinteraksi dengan obat-obatan. 

Appeton 60+ mampu menghasilkan energi kompleks yang unik, terdapat kromium untuk  menjaga kadar gula darah tetap normal. Tak heran produk ini aman  untuk jantung karena diproduksi sesuai standar American Heart Association (AHA). Satu lagi positip dari produk bebas gluten ini, yaitu mengandung inulin untuk membantu pencernaan. Zat ini membantu meningkatkan fungsi sistem pencernaan dan pertumbuhan bakteri yang baik.

Cukup mengonsumi dua atau tiga kali sehari, Appeton 60+ akan membantu lansia memenuhi kebutuhan tenaga mereka. Selain aman bagi jantung, produk ini aman untuk ginjal karena mengandung proteplex, protein  lepas lambat. Dengan komposisi nutrisi yang lengkap dan seimbang, lansia dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Ini  karena Appeton 60+ lengkap dengan mikronutrien dan makro nutrien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian serta mengurangi risiko kekurangan nutrisi. (*/ACH)

KESEHATAN HAJI, JUMLAH JEMAAH LANJUT USIA MENINGKAT

JAKARTA, KOMPAS - Jumlah jemaah haji berusia lanjut dari Indonesia bertambah 30.000 orang dibandingkan tahun 2013. Peningkatan jumlah itu diiringi dengan peningkatan risiko kesehatan.

Jumlah jemaah sakit kronis tahun ini sebanyak 74.990 orang, sedangkan jumlah jemaah lanjut usia dan sakit kronis 42.728 orang. Jika diakumulasikan, jemaah sakit kronis dan lajut usia tahun 2014 mencapai 117.718 orang. "Tahun lalu, jumlah total 87.203 orang," kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, Senin (6/10).

Hingga Minggu malam, tercatat 117 jemaah asal Indonesia meninggal dunia, sebanyak 109 orang di antaranya meninggal di Tanah Suci, sedangkan 8 orang meninggal di embarkasi, masing-masing embarkasi Jakarta-Bekasi (3 orang), Jakarta-Pondok Gede (2 orang), embarkasi Surabaya (2 orang) dan embarkasi Sumatera Barat-Padang (1 orang).

Menurut Ghufron, tak kurang dari 50 persen kasus meninggalnya jemaah disebabkan penyakit kardiovaskular. Selain itu, juga pernapasan. 

Angka kematian juga tercatar naik dibandingkan tahun lalu. "Tahun 2013, pada rentang waktu sama, jumlah jemaah haji yang meninggal ada 86 orang. Namun, jumlah ini lebih rendah daripada 2011 dan 2012 yang masing-masing 145 dan 141 orang," kata Ghufron.

Tingginya jumlah jemaah berusia lanjut ini, kata Ghufron, terkait dengan waktu menunggu keberangkatan yang bertahun-tahun. 

Di Mekkah, anggota Komisi Pengawas Haji Indonesia, Syamsul Maarif, berharap panitia dan Kementerian Agama mendahulukan pelayanan bagi jemaah berusia lanjut dan sakit (Kompas, 3/10). Jemaah diimbau tetap menjaga kesehatan dan berada bersama kelompok. (A01)

USIA LANJUT, PRODUKTIF DI USIA TUA DITENTUKAN SEJAK MUDA

JAKARTA - KOMPAS - Tetap produktif saat usia tua bukan tidak mungkin. Namun  semua terkait pilihan investasi pada  saat muda. "Gaya hidup seseorang pada usia muda ikut menentukan bagaimana kesehatan fisik, mental, dan sosialnya di usia tua, "kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Jakarta, Etty Indriaty, di Jakarta, Kamis (27/11). Pilihan gaya hidup itu ditentukan kemauan diri.

Pernyataan Etty itu mengutip isi buku Saparinah Sadli berjudul Menjadi Perempuan Sehat dan Produktif di Usia Lanjut, 2014, yang didiskusikan kemarin. 

Menurut Saparinah, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, sehat fisik pada orang lanjut bukan berati tidak punya penyakit. Namun, masih bisa mandiri menjalankan aktivitas harian dan hal berguna lain bagi orang lain. "Tujuan aktivitasnya bukan lagi mengejar materi atau prestasi, melainkan demi rasa senang," katanya. 

Kesehatan mental orang usia lanjut diukur dari kemampuan mereka beradaptasi dengan berbagai kemunduran fungsi organ tubuh, seperti berkurangnya daya ingat, penglihatan, dan pendengaran. sementara untuk sehat sosial, orang usia lanjut butuh interaksi sosial dengan semua kelompok umur agar mendorong tetap aktif dan mandiri meskipun punya kekurangan.  

Etty menambahkan, aktivitas fisik saat muda penting untuk mencegah munculnya berbagai penyakit degeneratif saat seseorang masih berusia produktif, seperti penyakti kardiovaskular, diabetes, kanker, osteoporosis, dan berbagai penyakit yang memicu disabilitas fisik.

Namun, evolusi mata pencarian dari pekerjaan fisik menjadi pekerjaan otak dan pola hidup masyarakat modern membuat aktivitas fisik manusia saat bekerja dan mengisi  waktu luang berkurang. Duduk menjadi aktivitas utama masyarakat sehingga berbagai penyakit degeneratif itu muncul lebih awal. 

Pelatih kesehatan dan kebugaran Nano Oerip menambahkan, masyarakat dengan pola kerja banyak duduk tetap bisa melakukan aktivitas fisik ringan sambil duduk. Selain untuk kebugaran tubuh, manfaat aktivitas fisik juga untuk melatih kemampuan kognitif mereka. 

Penurunan kemampuan kognitif adalah salah satu hal yang harus diantisipasi saat usia tua. Menurut Kepala Program Studi Magister Sains Psikologi Unika Atma Jaya Eunike Sri Tyas Suci, perkembangan kemampuan kognitif orang usia lanjut melambat. "Namun, laju penurunannya bisa ditahan dengan aktivitas yang memicu kerja kognisi," katanya. 

Kemampuan kognitif yang paling cepat turun adalah kecerdasan cair (fluid intelligence) yang berbasis sifat biologis, seperti orientasi ruang, bernalar abstrak, bahasa, dan berpikir induktif. Adapun yang penurunannya lambat adalah kecedasan kristal (crystallized intelligence) yang didapat dari proses belajar,seperti memahami makna verbal, asosiasi kata, keputusan sosial, dan kemampuan numerik. (MZW)

TIKET LANSIA

Penumpang kereta api sekarang tak perlu datang ke stasiun membeli tiket. Sejumlah supermarket kini menjual tiket KA. Jika membeli tiket di stasiun, penumpang lansia dapat diskon 20 persen asalkan menyerahkan fotokopi KTP. Namun jika membeli tiket di supermarket, penumpang lansia tak mendapat diskon. Rupanya membeli tiket di supermarket belum jadi jatah lansia. Sebaiknya yang berwenang dalam konteks ini membuat kebijakan agar setiap supermarket memberi diskon 20 persen kepada penumpang lansia dengan menyerahkan fotokopi KTP.

WHIP E LUMPESA
Kopo Pemai 2 Blok 5 CD,
Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

CERMATI LONJAKAN WARGA LANJUT USIA, SISTEM JAMINAN SOSIAL MENYELURUH BELUM ADA

JAKARTA, KOMPAS - Ketiadaan sistem jaminan sosial membuat kesehjahteraan warga lanjut usia di Indonesia amat rendah. Tanpa perbaikan segera, kondisi itu akan menjadi beban besar masyarakat dan negara seiring lonjakan warga lanjut usia yang mencapai 41 juta jiwa pada 2030 atau setara total jumlah penduduk Jawa Barat saat ini.

HelpAge International menempatkan Indonesia pada peringkat ke 71 dari 96 negara yang disurvei dalam Indeks Warga Lanjut Usia Global. Posisi itu lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. 

Hal itu dipicu buruknya jaminan pendapatan dan kondisi kesehatan warga lanjut usia. Indonesia hanya unggul di kriteria lingkungan mendukung. "Pembangunan tidak menyentuh warga lanjut usia," kata Ketua Program Pasca Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Univesitas Padjajaran, Nunung Nurwati saat dihubungi  dari Jakarta, Kamis (2/10).

Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia Sonny Harry B Harmadi mengatakan, di Indonesia sebenarnya tak hanya warga lanjut usia yang kesejahteraannya rendah. Penduduk produktif pun bernasib sama.  

Warga lanjut usia saat ini adalah tulang punggung ekonomi Indonesia 1980-1990 saat ekonomi tumbuh pesat. Pada 2010, jumlah warga lanjut usia Indonesia baru 18 juta jiwa atau 7,5 persen dari jumlah total penduduk. 

Namun, pada 2030, jumlahnya akan naik lebih dari dua kali jadi 41 juta jiwa atau 13,5 persen dari total populasi. Mereka ialah warga produktif penggerak ekonomi bangsa  saat ini. Jumlah mereka akan melonjak seiring berakhirnya bonus demografi Indonesia. 

Tak bekerja 
Menurut Sonny, warga lanjut usia memiliki kerentanan lebih tinggi dibandingkan orang lanjut produktif. Mereka umumnya tak bekerja, tetapi tetap konsumtif. Kesehatan mereka rendah, muncul penyakit degeneratif sebagai dampak turunnya kondisi fisik.

Namun, belum ada sistem jaminan sosial bagi semua warga lanjut usia. HelpAge menyebut hanya 8,1 persen warga di atas 65 tahun yang punya pensiun. Angka itu dinilai Sonny wajar karena berasal dari pensiunan pegawai negeri sipil dan TNI/Polri.

Rendahnya warga yang punya pensiun karena mayoritas warga bekerja di sektor informal yang tak punya jaminan pensiun. Bahkan, sejumlah pekerja sektor formal tak ada jaminan pensiun. "Kini mulai digagas BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. Namun, jaminan yang dicakup baru bagi pekerja formal," ujarnya. 

Jaminan kesehatan yang akan diberlakukan menyeluruh pada 2019 masih berproses. Mereka yang miskin dijamin pemerintah, tetapi warga lansia yang mampu harus membayar iuran sendiri.

Sonny mengatakan, tak adanya jaminan hari tua mendorong sebagian orang punya banyak anak. Harapannya, anak itu yang akan merawat mereka di hari tua.

Selain itu, menurut Nunung, sebagian warga menganut nilai dan filosofi merawat orangtua. Nilai itu membuat indeks dukungan lingkungan bagi warga lanjut usia di Indonesia tinggi.  

Sejumlah kemudahan telah diberikan pemerintah, seperti diskon biaya transportasi, pemberian KTP seumur hidup, dan pembangunan taman warga lanjut usia di sejumlah daerah.  

"Pemberdayaan keluarga penting. Sebab, keluarga adalah tempat terbaik bagi warga lansia," katanya. Jika keluarga perawat warga lansia miskin, lingkungan sekitar harus ikut terlibat. 

Nunung dan Sonny mengatakan, jika pemerintah ingin memberdayakan warga lanjut usia, karakter khusus mereka perlu diperhatikan. Mereka bisa dilibatkan dalam pekerjaan yang tak butuh kekuatan fisik dan tidak membuat mereka bersaing dengan kelompok produktif. Kebijaksanaan dan pengalaman mereka bermanfaat bagi bangsa. 

Namun, sebagian warga lanjut usia tetap harus bekerja fisik karena kemiskinan dan pendidikan rendah. (MZW) 

Minggu, 02 Februari 2014

LANSIA PERLU PROGRAM KESEJAHTERAAN

PRESIDEN terpilih Joko Widodo beserta wakilnya, Jusuf Kalla, diminta memperhatikan program kesejahteraan hidup kaum janda dan duda lanjut usia (lansia) di wilayah timur Indonesia.

Koordinasi pekerja sosial janda-duda S Mirino MM di Biak, Papua, mengatakan di Kabupaten Biak Numfor ada sekitar 3000-an janda duda lansia yang butuh bantuan pemerintah. Menurutnya, kondisi para janda duda lansia yang tersebar di berbagai distrik terpencil itu sangat memprihatinkan. Mereka memerlukan program nyata untuk meningkatkan kesejahteraan di hari tua.

"Jokowi-JK diharapkan membuat program kesejahteraan bagi lansia sehingga kebutuhan jaminan hidup hari tua terpenuhi," kata dia, kemarin.

Kebutuhan hari tua janda dan duda lansia di antaranya pelayanan kesehatan pelatihan dan keterampilan. (Ant/H-3)